Rabu, 28 September 2011

Cinta Yang Halal

“Jazakillah ukhty, atas shalat Isya berjamaahnya tadi. Sangat terkesan sekali bagi saya.” Seorang akhwat menerima SMS itu malam hari, di saat ia sedang berupaya memejamkan matanya. Ia bingung, apakah harus menjawab SMS ini ataukah membiarkannya. Karena terus terang, pengirim SMS itu adalah seorang ikhwan yang menjadi imam shalat Isya di kampus tadi. Kebetulan waktu itu, mereka hanya berdua, dan harus shalat Isya’ berjamaah. Dalam hati ukhty itu bertanya-tanya. “Kenapa berkesan? Bukankah setiap shalat haruslah berkesan? Kenapa berkesan? Apakah ia tidak khusyuk dalam shalatnya? Ataukah karena aku makmumnya?” Akhirnya dengan berat hati akhwat itu membiarkan SMS itu tanpa balas.



Beberapa menit kemudian hape Boetooth (Baca: Butut bukan Bluetooth) nya kembali berdering. Saat ini hanya misscall, dan bisa ditebak siapa yang misscall. Selain pulsa nelpon juga mahal, ikhwan itu ingin memberi isyarat, kenapa SMS-nya tidak dibalas. Si Akhwat tetap bersikukuh tidak menjawabnya, karena menurutnya si Ikhwan berlebihan dan tidak pada tempatnya. Akhirnya hape-nya kembali berbunyi, sebuah gambar bertanda Amplop nongol di layar hapenya. Dibuka dan dibacanya,



“Semoga ukhty diberi kenyamanan hati dan diberkahi Allah Ta’ala malam ini. Dan mudah-mudahan bisa shalat malam nanti. Selamat bobo dan mimpi yang indah. Dari saudaramu seperjuangan.”



Akhwat ini senyam senyum tak ada habisnya. Ia semakin tahu seberapa kualitas ikhwan ini. Ia jadi ragu apakah ia ikhwan ataukah bakwan. Menurutnya SMS semacam ini tidaklah perlu disampaikan. Meski terlihat menasehati dan baik-baik saja, tapi ia berpikir SMS semacam ini adalah sebentuk zina hati yang terselimuti dakwah infirodi.



Mungkin saja Anda yang membaca tulisan ini pernah mengalaminya. Mendapatkan SMS dari sosok aktivitis dakwah, apakah ikhwan atau akhwat. Awalnya mungkin hanya saling bertanya tentang kepentingan dakwah. Persiapan sebuah tabligh akbar, rencana aksi demo, rencana rapat tahunan organisasi keislaman, membahas kurikulum TPA atau apalah kepentingannya. Namun ternyata rasanya enak juga bisa saling berkirim SMS alias SMS-an. Apalagi kalau ternyata obrolannya nyambung banget, si ikhwan tahu perasaan si akhwat dan si akhwat pun mesam mesem tak ada habisnya menjawab SMS dari si ikhwan. Kalau sudah seperti ini biasanya SMSnya bisa ngelantur kemana-mana. Mulai bertanya, “Ukhty lagi ngapain? Ukhty udah makan belum. Jaga Kesehatan loh ukh. Sekarang musim hujan.” Eh, apa perlunya si ikhwan bertanya semacam itu? Emang penting? Ia menjadi sosok yang penuh perhatian. SMSnya menjadi ngalor-ngidul tak jelas apa maksudnya. Ironisnya, si akhwat justru terbuai. Ia takluk dengan senjata ikhwan gombal ini. Ia selalu menjawab SMS itu dengan jawaban-jawaban yang sama. “Ana lagi makan akh. Akhy udah maem belum…” Yach, setali tiga uang. Sama saja kualitasnya. Mereka sama-sama menikmati SMS-an itu. Kepentingan awal sebagai SMS koordinasi dakwah melenceng menjadi berbagi perhatian antara ikhwan dan akhwat. Hemm… Ikhwan apa bakwan, akhwat apa kawat?



Hal ini nampaknya harus diwaspadai. Jangan-jangan mereka telah menyemai benih, sebelum masa tanam. Jangan-jangan mereka telah menanam cinta, sebelum waktunya. Jangan-jangan pola saling SMS-an ini menjadi cara mereka untuk saling berkomunikasi bukan dalam arti sebenarnya.

SMS PDKT-kah?

Ikhwan tentu saja memiliki niat saat mengirim SMS itu. Awalnya mungkin niatnya baik sebagai sebuah nasihat yang baik. Tapi karena setan memang sangat licik, akhirnya jurusnya mulai mempengaruhi si ikhwan. Selain itu juga karena lampu hijau yang ditunjukkan oleh si akhwat.

Oleh karena itu, kita harus mulai memperhatikan persoalan ini. Harus dibedakan manakah yang benar-benar SMS murni nasihat, ataukah semata hanya kedok saja. Mereka yang semata ingin memberi nasehat tidak akan berpanjang-panjang dalam SMS-an. Bila dianggap sudah cukup, maka tidak perlu dilebar-lebarkan. Menjawab SMS secukupnya sesuai dengan yang dibutuhkan. Lagipula sebenarnya dalam hati kecil kita sebagai seorang ikhwan dan akhwat bisa dengan mudah mendeteksi apakah SMS kita sudah melenceng ataukah masih lurus-lurus saja. Kita adalah manusia dewasa yang bisa membedakan mana yang baik-baik saja dan mana yang sudah berlebihan.



Bagi para akhwat sebaiknya tidak memberikan ruang yang lebar kepada para ikhwan. Bila SMS ikhwan sudah mulai tidak bener, maka lebih baik dicuekin saja. Tidak perlu dibalas dengan kata-kata pedas. Karena sekali dijawab, ikhwan akan merasa mendapatkan lampu hijau. Dan perlu diketahui, ikhwan sangat tahhu bahwa akhwat suka sekali bila diperhatikan. Karena itu merupakan tabiat para wanita pada umumnya. Mereka suka diperhatikan. Jadi bagi ikhwan yang bermental bakwan mereka rela membeli pulsa isi ulang sebanyak mungkin dan dibela-belain mencari program SMS murah demi memberi perhatian ini.



Bagi para ikhwan, saya berharap tetap menjadi sosok yang tangguh. Anda sangat mungkin menjadi pihak yang agresif. Tapi Anda juga sangat mungkin menjadi pihak yang dikejar. Hape Anda tiba-tiba berbunyi terus karena misscall orang tak dikenal sepuluh kali mungkin. Jangan Ge Er dulu, belum tentu itu dari akhwat. Boleh jadi dari nomer nyasar yang ingin menagih utang. Bila anda mendapat SMS yang ‘gimana gitu’ dari akhawat, sebaiknya dijawab dengan bijaksana dan secukupnya saja. Selain karena memang pulsa masih mahal, hal itu akan menjaga Muru’ah (harga diri) Anda di depan Allah SWT. Jadi, kalau memang jatuh cinta dan ingin pedekate, lebih sopan dan jantan bila menempuh jalur Ta’aruf. Tidak dengan SMS an berlama-lama yang tidak jelas kepentingannya. (Abahe Atika)

Rabu, 07 September 2011

Cinta Yang Salah


Aku tak tahu apa yang kulakukan ini adalah benar atau salah. Aku tak bisa membedakannya. Aku dibutakan oleh segumpal cinta yang menutup mataku. Tapi aku menyayanginya, dulu memang hanya rasa seperti biasa tak ada yang special tapi kini benih benih sayang itu mulai merasuk jiwaku. Aku terjatuh ke dalam rasa cintanya. Aku tak bisa menutupi kalau aku bahagia bersama dia. Dia adalah teman, sahabat, saudara dan semua yang kuanggap baik ada padanya. Mungkin inilah yang membuatku mulai membuka hati dan memberikan ruang untuk cintanya padaku. Dia selalu membuatku bahagia meskipun aku tak pernah memperlihatkan di depannya kalau aku sangat bahagia. Aku menyayanginya ya Tuhan...... Aku merindukan sosoknya yang selalu memberikanku semangat dan motifasi untuk hidup. Tiap saat dirinya ada difikiranku menemani hari hariku dalam suka dan duka. Aku tak bisa lepas dari bayang bayangnya sampai dengan saat ini. Jika memikirkannya adalah dosa buatku maka dosaku tak dapat terhitung lagi, sebab setiap saat fikiranku hanya tertuju padanya. Mungkin ini adalah perasaan yang lebeh atau lebay tapi aku tak tahu karena yang kurasakan perasaan inilah. Aku tak bisa secepat itu mencintainya bila tidak ada cinta darinya untukku. Aku yakin karena dia telah meyakinkanku. Dan kuhargai dan sangat kuhargai ketulusan cintanya itu. Meskipun disisi lain cinta ini salah tapi aku tak mau memikirkan hal itu. Yang akan kulakukan adalah untuk kebahagiaanku saat ini. Mungkin keegoisanku merajai jiwaku karena cinta, dan tak bisa kupungkiri itu. Aku berjalan diarah yang belum tentu banyak orang bisa melewatinya. Tapi kuyakinkan diriku untuk bisa meskipun ku tahu akibat dari jalan yang kupilih ini. Tuhan jangan buatku menderita karena cinta insan_Mu di dunia ini. Aku terpagut dalam cinta yang salah. Cinta yang tak semestinya aku jalani, tapi disisi lain aku mendapatkan secercah kebahagiaan dari cinta ini. Tuhan tunjukkan jalan terbaik untuk hamba_Mu ini. Tuntun langkah hamba_Mu ini kejalan cinta yang sesungguhnya dan hakiqih dan mendapatkan Ridho terindah dari_Mu ya Tuhan #amin.